Berlico Mulia Farma

Yuk Bersama Kita Cegah Stunting

Jul 07, 2023 03:46 oleh Berlico Content Manager
Kembali ke listing

Halo sobat Berlico,

Stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, sehingga tinggi badan anak dibawah standar tinggi anak seusianya. Namun, tidak semua balita pendek itu stunting ya. 
Menurut WHO, suatu negara dikatakan memiliki masalah stunting bila kasusnya mencapai angka di atas 20%. Sementara, di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes pada tahun 2021, kasus balita stunting di Indonesia sebanyak 24,4% sehingga termasuk dalam masalah yang perlu ditangani.
Berikut tanda-tanda stunting pada anak:

  1. Tinggi dan berat badan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya.
  2. Anak rentan mengalami gangguan pada tulang.
  3. Mengalami gangguan tumbuh kembang.
  4. Rentan mengalami gangguan kesehatan.
  5. Terlihat lemas terus menerus.
  6. Kurang aktif.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stunting antara lain:

  1. Ibu hamil kekurangan asupan gizi
    Melansir dari WHO (World Health Organization), sekitar 20% stunting sudah terjadi saat bayi berada dalam kandungan. Pemicunya adalah asupan gizi yang tidak memadai.
  2. Pola makan tidak seimbang
    Pola makan yang tidak seimbang, seperti kurangnya konsumsi sayuran, buah-buahan, dan sumber protein, dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi penting untuk mencapai pertumbuhan optimal. 
  3. Perawatan yang tidak memadai usai melahirkan
    Bukan hanya bayinya saja, ibu juga butuh perawatan yang memadai pasca melahirkan. Tujuannya agar ibu bisa memberikan ASI yang memadai untuk Si Kecil. Kurangnya perawatan pasca melahirkan bisa membuat ibu kelelahan kronis, mengalami sindrom baby blues bahkan depresi pasca melahirkan.
  4. Gizi anak yang tidak terpenuhi
    Anak perlu mendapatkan nutrisi yang cukup pada 2 tahun pertama kehidupannya. Sebab, kurangnya asupan nutrisi seperti protein, zinc (seng) dan zat besi menjadi faktor utama penyebab terhambatnya pertumbuhan fisik anak. Tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi anak biasanya disebabkan oleh posisi menyusui yang tidak tepat, tidak mendapatkan ASI eksklusif, pola makan yang buruk hingga makanan pendamping ASI yang kurang berkualitas.
  5. Pola asuh orang tua
    Pola asuh nyatanya berkaitan erat dengan praktik pemberian makanan kepada anak. Ketika orang tua tidak memperhatikan asupan gizi yang Si Kecil butuhkan, risiko stunting tidak bisa dihindari. 
  6. Infeksi berulang
    Anak yang memiliki imunitas lemah cenderung mudah sakit. Infeksi yang berulang-ulang ini lambat laun bisa menghambat proses pertumbuhannya hingga berujung stunting.
  7. Sanitasi yang kurang baik
    Anak yang tumbuh lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak cenderung mudah terkena penyakit. Ditambah lagi rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Pada akhirnya, infeksi berulang yang tidak tertangani ini bisa menghambat pertumbuhannya sampai berujung stunting.
  8. Kurangnya akses ke layanan kesehatan
    Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, termasuk pemeriksaan rutin, imunisasi, dan perawatan kesehatan anak, dapat menghambat deteksi dan penanganan dini terhadap masalah pertumbuhan anak.
  9. Kehamilan tidak sehat
    Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi dalam kandungan mengalami pertumbuhan yang terhambat sejak dalam kandungan. Bayi yang lahir dengan berat rendah atau tidak optimal, berisiko lebih tinggi untuk mengalami stunting.
  10. Pemberian ASI yang tidak eksklusif 
    ASI memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan penting untuk pertumbuhan optimal. Terkadang, pada beberapa situasi, tidak cukupnya asupan ASI dalam periode enam bulan pertama kehidupan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada bayi.
  11. Kurangnya edukasi terhadap masalah gizi
    Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang gizi yang baik dan penting dalam pertumbuhan anak, dapat menyebabkan praktik makan yang tidak sehat dan tidak memadai. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan pada stunting anak.

Apakah stunting bisa dicegah?

Tentu stunting dapat dicegah. Berikut beberapa tips mencegah stunting:

  1. Saat Remaja Putri
    Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.
  2. Saat Masa Kehamilan
    Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Perlu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan. Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.
  3. Balita
    • Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
      Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif. Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
    • Imunisasi
      Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.
    • ASI Eksklusif
      Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 (enam) bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.
    • Pemantauan tumbuh kembang à weight faltering (Weight Faltering adalah kenaikan berat badan yang tidak cukup, artinya dibawah rata-rata dari kenaikan berat badan minimal setiap bulannya).
  4. Gaya Hidup Bersih dan Sehat
    Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban, sanitasi sehat, dan lain sebagainya.

Salam sehat selalu,
Berlico

Sumber:

  1. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1516/apa-itu-stunting
  2. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting
  3. https://www.halodoc.com/kesehatan/stunting