Halo Sobat Berlico,
Osteoporosis secara harfiah berarti 'tulang keropos'. Osteoporosis adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi rapuh sehingga berisiko lebih tinggi untuk terjadinya fraktur (pecah atau retak) dibandingkan tulang yang normal. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan tulang baru dan resorpsi tulang tua. Osteoporosis biasanya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala khusus sampai akhirnya terjadi fraktur. Karena inilah osteoporosis sering disebut sebagai “silent disease”.
Faktor-faktor risiko terjadinya osteoporosis adalah alkohol, merokok, BMI kurang, kurang gizi, kurang olahraga, jatuh berulang, riwayat keluarga, menopause, penggunaan kortikosteroid, dan rematoid arthritis. Karena puncak kepadatan tulang dicapai pada sekitar usia 25 tahun, maka sangatlah penting untuk membangun tulang yang kuat di sepanjang usia, sehingga tulang-tulang akan tetap kuat di kemudian hari. Asupan kalsium yang memadai merupakan bagian penting untuk membangun tulang yang kuat.
Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang. Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Namun, osteoporosis lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya kadar hormon estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang.
Fakta-Fakta Osteoporosis
- Di seluruh dunia, 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria berusia 50 tahun ke atas akan mengalami patah tulang akibat osteoporosis di sisa hidup mereka.
- Pada tahun 2050, kejadian patah tulang pinggul pada pria di seluruh dunia diperkirakan meningkat sebesar 310% dan 240% pada wanita dibandingkan tahun 1990.
- Di seluruh dunia, osteoporosis menyebabkan lebih dari 8,9 juta patah tulang setiap tahunnya, mengakibatkan patah tulang osteoporosis setiap 3 detik.
- Berdasarkan definisi WHO mengenai osteoporosis, diperkirakan sekitar 500 juta pria dan wanita di seluruh dunia mungkin terkena osteoporosis.
- Pada wanita, osteoporosis memerlukan lebih banyak hari rawat inap dibandingkan kanker payudara, serangan jantung, diabetes, dan banyak penyakit lainnya.
- Pada pria, risiko patah tulang 27% lebih tinggi dibandingkan risiko kanker prostat.
- Fraktur tulang belakang dapat menyebabkan nyeri punggung, penurunan tinggi badan, kelainan bentuk, imobilitas, peningkatan jumlah hari tidur, dan penurunan fungsi paru.
- Seorang wanita berusia 65 tahun yang mengalami satu kali patah tulang belakang memiliki peluang 1 dari 4 mengalami patah tulang lagi dalam waktu 5 tahun.Tingkat kematian hingga 20-24% terlihat pada tahun pertama setelah patah tulang pinggul.
- Risiko menderita patah tulang lagi sangat tinggi dalam dua tahun pertama setelah patah tulang awal.
- Puncak massa tulang dicapai antara usia 25 dan 30 tahun. Meskipun sekitar 60–80% puncak massa tulang ditentukan secara genetik, olahraga dan nutrisi yang menyehatkan tulang pada kaum muda membantu memaksimalkan potensi genetik.
- Faktor gaya hidup yang berkontribusi terhadap kesehatan tulang yang baik sepanjang hidup adalah olahraga menahan beban secara teratur, mengonsumsi makanan bergizi yang menyehatkan tulang, mendapatkan cukup vitamin D, menjaga berat badan yang sehat, dan menghindari rokok dan asupan alkohol berlebihan.
- Perawatan farmakologis telah terbukti mengurangi risiko patah tulang pinggul hingga 40%, patah tulang belakang hingga 30-70%; dan beberapa perawatan mengurangi risiko patah tulang non-vertebra hingga 30-40%.
Penyebab dan Gejala Osteoporosis
Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi tulang sehingga kepadatan tulang berkurang. Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya akan dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun.
Selain faktor usia, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis, seperti kekurangan vitamin D, gangguan hormon, jarang berolahraga, konsumsi obat-obatan tertentu, serta kebiasaan merokok.
Osteoporosis dipengaruhi oleh kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi tulang, yaitu proses penggantian sel tulang yang lama dan rapuh menjadi sel tulang yang baru.
Di usia muda, kemampuan regenerasi tulang masih baik sehingga sel-sel baru lebih cepat terbentuk. Akan tetapi, kemampuan regenerasi ini akan menurun seiring bertambahnya usia. Osteoporosis terjadi bila kepadatan tulang tidak terbentuk dan terjaga dengan baik sejak usia muda.
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi
Berikut ini adalah faktor-faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat dicegah atau dikendalikan:
- Bertambahnya usia, terutama jika sudah berusia lebih dari 35 tahun.
- Berjenis kelamin wanita, terutama yang sudah mengalami menopause.
- Memiliki riwayat osteoporosis dalam keluarga.
Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi
Sementara itu, faktor risiko osteoporosis yang dapat dicegah atau ditangani adalah:
- Mengalami penurunan kadar hormon estrogen atau testosteron.
- Menderita gangguan hormonal akibat sindrom Cushing, hiperparatirodisme, atau gangguan kelenjar pituitari (hipofisis).
- Menderita gangguan makan, seperti anorexia nervosa.
- Mengalami kekurangan asupan vitamin D dan kalsium.
- Menderita gangguan pencernaan, seperti gangguan penyerapan zat gizi (malabsorbsi) atau penyakit Crohn.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dalam jangka panjang.
- Menjalani gaya hidup tidak aktif dan kurang bergerak.
- Merokok
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Menderita penyakit, seperti cystic fibrosis, hemofilia, hemokromatosis, leukemia, atau penyakit Parkinson.
Pencegahan
Pada beberapa keadaan, osteoporosis sulit untuk dicegah. Akan tetapi, kita dapat mengurangi risiko terkena osteoporosis dengan berolahraga secara rutin termasuk olahraga angkat beban, berhenti merokok, melakukan pemeriksaan tulang berkala jika sudah menopause (pada wanita), dan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D dan kalsium.
Salam sehat penuh semangat,
Berlico
Sumber:
- https://www.alodokter.com/osteoporosis
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1954/osteoporosis
- https://www.osteoporosis.foundation/sites/iofbonehealth/files/2023-04/wod_toolkit23_0.pdf