Berlico Mulia Farma

Sildenafil Hanya Untuk Disfungsi Ereksi? Baca Ini Deh!

Feb 21, 2025 04:11 oleh Berlico Content Manager
Kembali ke listing

Halo sobat Berlico,

Sildenafil adalah obat yang digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi, hipertensi pulmonal, dan kondisi medis lainnya sesuai rekomendasi dokter. Sildenafil merupakan obat golongan phosphodiesterase-5 enzyme inhibitor (PDE5-I), yang bekerja dengan cara menghambat enzim phosphodiesterase-5 yang berada pada pembuluh darah, sehingga menimbulkan relaksasi pembuluh darah dan melancarkan aliran darah.

Apa itu disfungsi ereksi?

Disfungsi ereksi (DE), juga dikenal sebagai impotensi, terjadi ketika pria tidak bisa mendapatkan atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk kepuasan seksual kedua pasangan. 

Sebuah studi tahun 2007 yang diterbitkan dalam American Journal of Medicine mencatat risiko impotensi meningkat seiring bertambahnya usia. Di Indonesia, menurut riset Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), prevalensi DE pada pria berusia 20-80 tahun di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 35,6% dan angka kejadian yang terus meningkat seiring bertambahnya usia.

Terkadang, banyak pria keliru menganggap DE sebagai masalah seksual lainnya karena tak jarang gangguan ini dapat terjadi bersamaan. Beberapa masalah seksual lain yang sering dikaitkan dengan disfungsi ereksi adalah:

  • Libido rendah berarti memiliki penurunan minat dalam keintiman seksual. 
  • Ejakulasi dini ketika ejakulasi terjadi terlalu cepat setelah penetrasi. 
  • Ejakulasi tertunda saat ejakulasi membutuhkan waktu lama setelah penetrasi.
  • Anorgasmia ketika tidak dapat orgasme meskipun sudah mendapatkan rangsangan seksual.

Ciri-ciri dan gejala disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi terjadi selama proses ereksi berlangsung. Ereksi adalah hasil dari peningkatan aliran darah ke penis. Biasanya, aliran darah dirangsang oleh pikiran seksual atau kontak langsung dengan penis. 

Gejala disfungsi ereksi yang paling umum adalah kesulitan mendapatkan ereksi dan kesulitan mempertahankan ereksi selama aktivitas seksual. Selain itu, seseorang yang mengalami impotensi juga tidak mengalami ereksi di pagi hari, termasuk berkurangnya gairah seks dan hilangnya sensitivitas di penis.

Faktor penyebab disfungsi ereksi 

Ereksi yang baik dan sehat memerlukan kondisi kesehatan fisik dan mental, termasuk kondisi pembuluh darah, saraf, hormon, dan faktor psikologis yang baik. Ketika ada masalah di salah satunya, maka dapat menyebabkan disfungsi ereksi (DE).

Ada banyak kemungkinan penyebab DE, dan bisa mencakup kondisi emosional dan fisik. Berikut ini beberapa faktor penyebab disfungsi ereksi pada pria:

  1. Penyakit endokrin
    Sistem endokrin tubuh menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme, fungsi seksual, reproduksi, suasana hati, dan banyak lagi. Sejumlah penyakit endokrin dapat memicu terjadi impotensi, antara lain diabetes. Salah satu komplikasi diabetes kronis adalah kerusakan saraf yang mempengaruhi sensasi pada penis. Komplikasi lain yang terkait dengan diabetes termasuk gangguan aliran darah dan kadar hormon yang dapat berkontribusi pada impotensi.
  2. Gangguan saraf
    Beberapa kondisi neurologis dapat meningkatkan risiko impotensi. Apabila terjadi gangguan pada saraf, maka akan mempengaruhi kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan sistem reproduksi sehingga dapat mencegah tercapainya ereksi.
  3. Gangguan neurologis yang berhubungan dengan impotensi meliputi:
    -    Penyakit Alzheimer
    -    Penyakit Parkinson
    -    Tumor otak atau tulang belakang
    -    Sklerosis multipel (MS)
    -    Epilepsi lobus temporal
    -   Pria yang pernah menjalani operasi prostat juga bisa mengalami kerusakan saraf, yang mengakibatkan impotensi.
    -   Pengendara sepeda yang biasa berkendara jarak jauh bisa mengalami impotensi sementara. Penyebabnya karena tekanan berulang pada bokong dan alat kelamin yang dapat mempengaruhi fungsi saraf.
  4. Konsumsi obat-obatan tertentu
    Obat-obat tertentu dapat mempengaruhi aliran darah, yang dapat menyebabkan DE. Meskipun menemukan gejalanya, Anda tidak boleh berhenti minum obat tanpa izin dokter, sebaiknya konsultasikan kepada dokter yang merawat Anda.
  5. Kondisi terkait jantung
    Kondisi yang mempengaruhi jantung dan kemampuannya untuk memompa darah dengan baik juga dapat menyebabkan impotensi. Tanpa aliran darah yang cukup ke penis, Anda tidak dapat mencapai ereksi.
    Penyakit terkait jantung yang menyebabkan impotensi adalah aterosklerosis. Penyakit ini menyebabkan pembuluh darah tersumbat sehingga dapat menyebabkan impotensi. Selain itu, kolesterol tinggi dan hipertensi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko impotensi.
  6. Faktor emosional
    Depresi dan kecemasan akan meningkatkan risiko impotensi. Rasa cemas dan ketakutan tidak mampu menyenangkan pasangan dapat menyebabkan impotensi.  
    Sebagian pria mungkin juga menemukan bahwa ia tidak dapat mencapai ereksi dengan pasangan tertentu. Jika demikian, maka biasanya tetap dapat mengalami ereksi penuh saat masturbasi atau saat tidur, tetapi tidak dapat mempertahankan ereksi selama hubungan seksual.
  7. Gaya hidup
    Penyalahgunaan obat-obatan seperti kokain dan amfetamin juga dapat menyebabkan impotensi. Selain itu, pria yang memiliki riwayat penyalahgunaan alkohol dan alkoholisme dapat mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.

Diagnosa Disfungsi Ereksi

Diagnosis disfungsi ereksi dapat mencakup:

  • Tes fisik atau pemeriksaan penis dan testis.
  • Tes darah dan urine untuk memeriksa masalah seperti diabetes, penyakit jantung, dan testosteron rendah.
  • Tes kesehatan mental dan psikologis yang dapat mengungkapkan apakah Anda mengalami stres, depresi, atau masalah lain yang dapat menyebabkan DE.
  • USG untuk melihat apakah masalah aliran darah mempengaruhi penis.

Hasil pemeriksaan tersebut akan membantu menentukan apakah disfungsi ereksi bersifat fisik atau mental.

Penanganan Disfungsi Ereksi

Salah satu cara untuk mengatasi disfungsi ereksi adalah dengan minum obat yang mengandung PDE5 inhibitor seperti Sildenafil yang akan memberikan efek merilekskan otot dan meningkatkan aliran darah di dalam tubuh, termasuk aliran darah ke area penis. Namun sebelum konsumsi Sildenafil harus konsultasi ke dokter dulu ya, terutama bagi pria yang memiliki masalah jantung, diabetes, tekanan darah sangat rendah, atau kondisi medis lainnya.

Cara lainnya dengan melakukan perubahan gaya hidup, mengonsumsi makanan untuk mengatasi disfungsi ereksi seperti daging organik, ikan berlemak, tiram, ABC (Apel, Berry, dan Cherry), hingga pisang. Dapat pula melakukan psikoterapi ketika ada kondisi psikologis yang mendasari seperti kecemasan atau tantangan hubungan.

Berbagai Manfaat dari Obat Sildenafil

Selain untuk mengatasi disfungsi ereksi, Sildenafil juga memiliki manfaat lain diantaranya:

  1. Mengatasi hipertensi arteri pulmonal
    Hipertensi arteri pulmonal adalah kondisi ketika tekanan darah tinggi yang terjadi di pembuluh darah arteri di sisi kanan jantung. Sildenafil bekerja dengan mengurangi tegangan pada otot, sehingga tekanan darah pada arteri pulmonal pun berkurang.
  2. Meminimalisir fenomena Raynaud
    Fenomena Raynaud merupakan kondisi medis ketika jari tangan dan kaki mengalami perubahan warna. Biasanya kondisi ini terpicu karena suhu ekstrem yang membuat bagian tubuh tertentu menjadi mati rasa. Kondisi ini terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah (vasospasme) yang membuat aliran darah ke bagian tubuh tertentu menjadi terhambat. Sildenafil bekerja sebagai vasodilator (memperlebar pembuluh darah) sehingga mengurangi tingkat keparahan vasospasme.
  3. Mengobati gagal jantung
    Sildenafil juga memiliki potensi sebagai terapi tambahan untuk menghindari gagal jantung karena obat ini dapat membantu mengurangi beban kerja jantung dalam memompa darah. Selain itu, Sildenafil juga dapat membuka lumen pembuluh darah sehingga aliran darah ke tubuh pun menjadi lancar.
    Perlu diingat bahwa penggunaan obat ini untuk mengatasi gagal jantung hanya bersifat sebagai obat terapi tambahan saja. Diperlukan pula rekomendasi dan pengawasan dari dokter untuk menggunakan obat dalam kondisi ini.
  4. Meningkatkan produksi urine
    Kegunaan Sildenafil yang lain adalah membantu untuk meningkatkan produksi urine pada kondisi pembesaran prostat. Sildenafil dapat membantu melemaskan otot polos di sekitar penis, sehingga mengurangi kekuatan cengkraman prostat pada uretra sehingga buang air kecil pun menjadi lebih lancar.
  5. Berpotensi menurunkan resiko Alzheimer
    Sildenafil dewasa ini banyak diteliti untuk pengobatan lainnya, antara lain penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer adalah penyebab utama demensia degeneratif pada populasi yang menua, dimana penderitanya mengalami perubahan fungsi hemodinamik otak termasuk penurunan aliran darah otak dan laju metabolisme otak. 
    Pada penelitian terhadap penderita Alzheimer yang diberikan Sildenafil ditemukan bahwa Sildenafil menurunkan aktivitas saraf spontan di hipokampus kanan otak. Penelitian lainnya, pemberian Sildenafil terhadap penderita Alzheimer ditemukan bahwa Sildenafil meningkatkan laju metabolisme oksigen otak dan aliran darah otak, dan menurunkan reaktivitas pembuluh darah otak. Sildenafil merupakan kandidat obat yang menjanjikan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit Alzheimer. Namun ini masih perlu penelitian lebih lanjut.

Sobat Berlico, demikian penggunaan Sildenafil dalam dunia medis. Tentunya untuk mendapatkan obat ini harus dengan resep dokter dan konsultasi dokter terlebih dahulu ya, karena hanya dokter yang lebih tahu obat apa yang tepat untuk mengatasi keluhan-keluhan yang sobat Berlico alami.

Salam sehat selalu,
Berlico

Sumber:

  1. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/obat-dan-suplemen/sildenafil
  2. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/disfungsi-ereksi 
  3. https://www.halodoc.com/artikel/ini-5-manfaat-obat-sildenafil-yang-perlu-diketahui?srsltid=AfmBOoqM9UrQ3exi-tGZ_q5XY6j1iWVMWqKCW-t-R7gyTyXbxmzi-Zc-
  4. Cheng et al. Sildenafil reduces the incidence of Alzheimer’s disease. Alzheimer’s Dement. 2021;17(Suppl. 9): e051847
  5. Shengs et al. Sildenafil Improves Vascular and Metabolic Function in Patients with Alzheimer’s Disease. J Alzheimers Dis. 2017; 60(4): 1351–1364. doi:10.3233/JAD-161006.
  6. Sanders. Sildenafil for the Treatment of Alzheimer’s Disease: A Systematic Review. Journal of Alzheimer’s Disease Reports 4 (2020) 91–106 DOI 10.3233/ADR-200166