Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap Ciprofloxacin seperti: infeksi saluran kemih termasuk prostatitis. Uretritis dan servisitis gonorrhea. Infeksi saluran cerna, termasuk demam tifoid yang disebabkan oleh S. typhi. Khasiat Ciprofloxacin untuk eradikasi “Chronic typhoid carrier” belum diketahui. Infeksi saluran napas, kecuali pneumonia akibat streptococcus. Infeksi kulit dan jaringan lunak. Infeksi tulang dan sendi.
Komposisi
Tiap kaplet salut selaput mengandung:
- Ciprofloxacin HCI setara dengan Ciprofloxacin 500 mg
Efek Samping
Efek terhadap saluran cerna:
- Mual, diare, muntah, gangguan pencernaan, dyspepsia, nyeri abdomen, flatulensi, anoreksia, dysphagia. Kalau terjadi diare berat atau persisten selama atau sesudah pengobatan, segera konsultasi pada dokter karena gejala tersebut mungkin menutupi kelainan yang lebih serius (kolitis pseudomembran) yang memerlukan tindakan segera. Kalau ini terjadi, pemberian Ciprofloxacin harus segera dihentikan dan diganti dengan obat lain yang lebih sesuai (misalnya Vancomycin per oral 4 x 250 mg sehari). Obat-obat yang menghambat peristaltik merupakan kontraindikasi.
Efek terhadap sistem saraf:
- Pusing, sakit kepala, rasa letih, insomnia, agitasi, tremor. Sangat jarang: Paralgesia perifer, berkeringat, kejang, anxietas, mimpi buruk, konfusi, depresi, halusinasi, gangguan pengecapan dan penciuman, gangguan penglihatan (misal penglihatan ganda, warna-warni). Reaksi kadang-kadang timbul setelah pemberian Ciprofloxacin untuk pertama kalinya. Dalam hal ini Ciprofloxacin harus segera dihentikan dan segera konsultasi pada dokter.
Reaksi hipersensitivitas:
- Reaksi kulit seperti drug eruption, urtikaria, makula eritema, Steven Johnson Syndrome, kemerahan pada kulit, pruritus, drug fever. Reaksi anafilaktik/anafilaktoid (seperti edema pada wajah, vaskuler dan larynx, dispnea, yang bertambah berat sehingga terjadi syok yang mengancam jiwa). Dalam hal ini Ciprofloxacin segera di stop, tindakan kedaruratan medis (misal mengatasi syok) harus segera dilakukan.
Efek terhadap renal/urogenital:
- Nefritis interstisial, gagal ginjal, termasuk gagal ginjal yang transient, polyuria, retensi urine, pendarahan urethral, vaginitis dan acidosis.
Efek terhadap hati:
- Hepatitis, sangat jarang, kelainan hati yang luas seperti nekrosis hati.
Efek terhadap sistem kardiovaskular:
- Jarang: takikardia, palpitasi, atrial flutter, ventricular ectopi, sinkope, hipertensi angina pektoris, infark myocardial, cardiopulmonary arrest, cerebral thrombosis, wajah merah dan panas, migren, pingsan.
Lain-lain:
- Jarang: nyeri sendi, lemas seluruh tubuh, nyeri otot, tendovaginitis, fotosensitivitas ringan, tinnitus, gangguan pendengaran terutama untuk frekuensi tinggi, epistaxis, laryngeal atau pulmonary edema, hemoptysis, dyspnea, bronchospasm, pulmonary embolism.
Efek pada darah:
- Eosinofilia, leukositopenia, leukositosis, anemia granulositopenia. Sangat jarang: trombositopenia, trombositosis, kelainan protrombin.
Efek pada nilai laboratorium/deposit urine:
- Kadar transaminase dan alkali fosfatase dalam darah mungkin meningkat untuk sementara; ikterus kolestatik dapat terjadi terutama pada pasien yang pernah mengalami kelainan peningkatan kadar urea, kreatinin dan bilirubin darah secara transien; hiperglikemia; pada kasus tertentu; kristaluria dan hematuria.
Dosis
Dewasa:
- Infeksi ringan/sedang saluran kemih: 2 x 250 mg sehari
- Infeksi berat saluran kemih: 2 x 500 mg sehari
- Infeksi ringan/sedang saluran napas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak: 2 x 250 - 500 mg sehari.
- Infeksi berat saluran napas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak: 2 x 500 - 750 mg sehari.
- Prostatitis kronis: 2 x 500 mg
- Infeksi saluran cerna: 2 x 500 mg sehari
- Gonorrhea akut: 250 mg dosis tunggal
- Untuk mencapai kadar yang adekuat pada osteomyelitis akut, dosis tidak boleh kurang dari 2 x 750 mg sehari.
Lama pengobatan tergantung beratnya infeksi, kemajuan klinis dan bakteriologis. Untuk infeksi akut, lama pengobatan biasanya 5 - 10 hari. Pada umumnya pengobatan harus diteruskan sampai minimal 3 hari setelah gejala-gejala klinis hilang. Dosis pada gangguan fungsi ginjal: Bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit, maka dosis normal hanya diberikan 1 kali sehari atau jika diberikan 2 kali sehari, dosis harus dikurangi separuhnya.